“Biarkan saya yang lapar, jangan sampai ibu tidak makan”
Kalimat yang bikin menyayat hati keluar dari bibir Nenek Hullfah (65). Memasuki masa tuanya, beliau masih harus bekerja keras dengan menawarkan jasa pijat tunanetra. Ini semua ia lakukan demi ibunya yang berusia 98 tahun dan sakit keras.
Tidak setiap hari Nenek Hullfah dan ibunya bisa makan. Dengan keterbatasan dan kekurangan fisiknya ditambah usianya yang lanjut. Beliau tidak kuat jika harus berkeliling mencari pelanggan. Padahal itulah satu-satunya sumber kehidupan yang menopang mereka.
“Saya tidak bisa melihat. Saya hanya bisa mendengar kalau ibu sedang batuk atau merintih kesakitan. Hati rasanya hancur. Tidak ada yang bisa saya lakukan. Dada rasanya sesak sekali” cerita Nenek Hullfah.
Tidak sampai situ saja cerita sedih mereka. Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan tersebut. Ternyata masih ada orang yang tega menipunya.
“Saya pernah dibayar pijat, katanya 20 ribu. Saat itu beras habis, saya senang sekali karena akhirnya bisa beli. Tapi ketika saya ke warung, ternyata uangnya 2 ribu rupiah” lirih nenek.
Dihadapkan banyak cobaan di hari tuanya, sekalipun Nenek Hullfah tak pernah mengeluh. Ia tetap setia merawat sang ibu, sebagai satu-satunya keluarga yang tersisa di dunia ini. Beliau hanya bisa berdo’a, semoga mereka bisa bertahan selama mungkin.
Sahabat, mari ulurkan tangan kita bantu lansia hidup layak dengan cara:
Tak hanya mendoakan dan sedekah, saudara-saudara juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang turut mendapatkan pahala sedekah jariyah.