Nenek Nursah yang sudah tunanetra sejak usia 12 tahun, masih terus berjualan kopi hingga hari ini. Usianya sudah 79 tahun, ia pun tak tahu pasti sudah berapa lama ia berjualan.
Yang jelas, sudah lebih dari 50 tahun lamanya ia berjualan kopi, jauh sebelum ia menikah dan punya anak. Sang nenek berjualan di sekitar Danau Beratan di kawasan Bedugul, Bali.
Penghasilan dari berjualan kopi keliling ini tak seberapa. Apalagi di masa PPKM, pendapatannya turun drastis.
Ia juga terpaksa harus berkeliling untuk menjajakan dagangannya karena sepinya pelanggan. Tentu tak mudah baginya, dengan disabilitas yang dimiliki harus berkeliling berjualan kopi.
Ia khawatir bisa terserempet kendaraan. Selain itu Nenek Nursah juga harus berjalan berkilo-kilometer, yang tak jarang membuat kakinya lecet dan tubuh rentanya terasa lelah.
Terkadang masih ada orang-orang yang peduli dengan nenek, yang membantunya menyeberang, atau menggandeng tangan nenek hingga sampai ke danau.
Suami Nenek Nursah sudah meninggal sekitar 6 tahun yang lalu. Ia memiliki 2 anak yang juga sama-sama berjuang keras untuk bisa bertahan hidup. Ia tak ingin merepotkan kedua anaknya.
Hidup Nenek Nursah memang terdengar sulit, mulai dari masa kecilnya bersama ibu tirinya, hingga hari ini yang masih harus berjuang keras menyambung hidup.
Namun, ia selalu berdoa pada Yang Maha Kuasa, agar diberi kekuatan dalam menjalani hari-harinya.
Sahabat, saat kamu membaca cerita ini, mungkin Nenek Nursah masih berkeliling dengan sisa tenaganya untuk bisa bertahan hari demi hari. Mari kita berikan bantuan terbaik untuk Nenek Nursah dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Menanti doa-doa orang baik